Entri Populer

Rabu, 13 Oktober 2010

AYAH TEMANKU 02

          ”ia nih, tadi di kantor banyak kerjaan. Oh ia, kamu bisa mijit gak?” terangnya. ”ya gak begitu ahli tapi ya bisa sedik-sedikit om.” jawabku masih dengan kegugupan ku. Om zein segera membuka kaos biru gelapnya dan beranjak tiduran di atas karpet ambal yang terbentang lumayan lebar di depan TV nya. darah ku langsung mengalir dengan cepat melihat tubuh putih bersih itu dengan perutnya yang membulat indah dan di hiasi dua puting susu hitam dengan bulu-bulu halus di dada sampai perutnya dan bertambah lebat di bawah pusarnya.
            Aku menyusul dan duduk di sebelah tubuh nya yang terbaring tengkurap itu. Dengan perlahan aku mulai memegang punggungnya yang gempal itu. Jantungku serasa mau copot karena tak sanggup menahan nafsu yang semakin menggerogoti fikiranku. Terus kulakukan pijatanku hinga om zein merasa sedikit nyaman dengan kondisinya sekarang. ”kakinya juga om?” aku bertanya dengan nada bergetar. ”boleh, tapi gak merepotkan ary kan?” jawabnya sambil menarik sarungnya ke atas sampai ke pahanya yang gempal dan berbulu halus itu terlihat olehku.
            Kembali aku menelan ludah melihat kakinya yang di penuhi banyak bulu itu. Aku mulai memijat dari betis sampai ke pahanya. Ketika pijatanku diseputar paha, sesekali jariku menyentuh benda yang ternyata adalah kantung pelir om zein. ”Apa om zein tidak mengenakan celana dalam?” gumamku dalam hati. Aku pun menyuruhnya untuk berbalik badan untuk memijat kaki bagian depan, dan saat om zein membalikkan badannya, ku lihat sarungnya sudah seperti tenda. ”Om zein sedang ereksi?”
            Kembali aku bergumam, nafsuku pun semakin menjadi-jadi. Om zein nampak memejamkan matanya. Kulanjutkan pijitanku. Oh, pria ini begitu sexy di mataku. Aku tak sanggup menahan diri lagi, aku sangat ingin menikmatinya, sungguh....apapun akan ku lakukan asalkan ia mau meberikan sedikit kenikmatan dari dirinya.
            Otakku pun semakin kacau dan fikiran ku semakin tak menentu melihat benda yang menegang di balik kain sarungnya itu. Dengan segenap keberanian dan nafsu yang mengalahkan segalanya, aku memberanikan diri memegang benda itu.
            Om zein tersentak karena kaget. ”apa yang kamu lakukan??” ia bertanya padaku dengan wajah kemerahan. Aku tidak menjawab sebaliknya aku malah langsung mengocok benda itu secara perlahan. ”ary!! Ada apa denganmu??” om zein kembali menegurku dengan nada yang sedikit lebih tinggi dari sebelumnya. Aku tetap tidak mempedulkannya. Aku hanya diam menatap matanya penuh harap sambil tanganku terus melakukan kocokan halus.
            Ku lihat tubuh om zein semakin bergetar dan wajahnya semakin memerah. ”ary, ada apa dengan kamu? Kenapa kamu begini?” kali ini om zein bertanya dengan nada yang sedikit lembut namun berat. ”maafkan ary om, sudah lama ary memimpikan ini om, ary cinta sama om, dari semenjak ary puber dan memiliki nafsu,, om selalu mengisi otak ary, ketika ary tidur dan mimpi basah itu karena ary bermimpi melakukan hubungan intim dengan om. Maaf  kalau ary lancang dan tidak sopan tapi ini sudah lama sekali ary pendam dan inilah moment yang tepat. Ary tidak tahu mengapa ary begitu mencintai om dan mohon om mengerti keadaan ary” sambil menahan air mata aku menjelaskan semuanya.
            ”mohon izinkan saya om, sekali ini saja untuk melakukannya...” pintaku padanya. ”Apa  yang ingin kamu lakukan ary?” pertanyaan om zein sama sekali tidak bisa aku jawab. Aku bingung. Hanya diam. Aku menundukkan kepalaku. Om zein tersenyum melihatku, aku menjadi sangat malu dengan diriku. Bodoh sekali aku ini. Matilah aku, mungkin aku tidak akan datang kerumah teman ku lagi karena aku sudah tidak punya muka di depan ayahnya.
            ”Lakukan lah ary, om akan mencoba menerimanya..” pernyataan om zein membuat semangatku kembali. ”om yakin??” tanyaku. ”om akan coba.” jawabnya..........................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar