Entri Populer

Rabu, 13 Oktober 2010

AYAH TEMANKU 03

           Aku pun langsung membuka simpul sarungya dan menariknya kebawah. Ternyata om zein benar tidak mengenakan celana dalam. Benda jantan itu sudah lemas tidak sekeras tadi. Aku mulai mendaratkan hidungku menghirup aroma kejantanan lelaki yang dari dulu aku dambakan. Oh betapa nikmatnya, serasa melayang di udara... aku sempat berfikir mungkin para pecandu narkoba juga merasakan hal yang sama denganku ketika mereka menghirup heroin.
            Betapa nikmatnya aroma ini sehingga aku sempat berharap agar waktu dapat berhenti supaya kenikmatan ini tidak segera berakhir. Tanganku mulai meraba benda itu lagi dan dengan lembut lidahku menyapu batang penisnya, oh.... betapa nikmat yang kurasakan. Sedikit asin tetapi girih, jilatanku terus membasahi seluruh permukaan benda itu, dua biji pelirnya juga tak luput dari jilatanku hingga bulu kemaluannya yang hitam ikal itu menggelitik hidungku.
            Kini benda itu sudah sangat tegang kata orang seperti tugu monas, berwarna ungu kehitaman dengan kepalanya yang lebih besar bari batangnya. Aku sangat menyukai bentuknya. Mulutku terus menghisapi benda lelaki pujaan ku itu hingga ia melenguh dan memejamkan matanya. Tangan ku meremasi dadanya yang berbulu halus dan memilin-milin putingnya. betapa dahsyat sensasi yang ku rasakan. Aku melepaskan seluruh pakaian yang membelenggu tubuhku. Aku menindih tubuhnya hingga wajah kami berhadapan.
            Aku mengelus kumis tebalnya, om zein tersenyum. Sepertinya ia menikmati ulah nakal ku. ”om suka??” pertanyaan bodoh itu keluar lagi dari mulutku. Om zein hanya tersenyum. Aku mencium bibirnya, tidak ada respon dari om zein. Aku terus menciumnya dan terasa sekali kumisnya menusuk bibirku tetapi om zein sama sekali tidak membalas ciumanku. Aku pun menghentikan ciumanku. Sambil mengelus pipinya yang kasar bekas cukuran cambag dan janggutnya kembali aku bertanya pertanyaan bodoh, ”om kenapa?”. ”maaf ya ry, om gak bisa..” jawabnya. Akupun mengerti dan ini saja sudah cukup bagiku. ”gak papa kok om, ary ngerti. Tapi izinin ary menikmati ini ya.” aku meremas batang kejantanannya. Om zein hanya mengangguk tanda settuju.
            Aku pun melorotkan tubuhku hingga wajahku tepat berada di selakangannya. Kembali ku hirupi aroma kejantanannya yang membuat ku melayang itu. Mulut ku pun kembali bekerja menghisap dan menjilati benda intim om zein. Lama juga aku melakukan itu hingga batang kejantanannya semakin keras dan cairan bening yang asin gurih itu semakin banyak keluar  kurasa dan langsung aku telan, sangat nikmat hingga om zein pun mengerang seperti erangan srigala yang tertahan seiring muncratnya cairan spermanya di dalam mulutku. Terasa hangat, kental dan sedikit lengket.
            Rasa asin dan sedikit amis memenuhi rongga mulutku. ”ary, buang di kamar mandi, itu kotor..” om zein menyuruhku membuang benih yang baru saja ia keluarkan. Aku hanya tersenyum dan langsung menelan sperma lelaki pujaan ku. Om zein tidak berkata apa-apa lagi hanya tersenyum melihat ulahku. Sangat tampan senyumannya dan berwibawa karena kumis hitamnya.
            ”Assalamualaikum!!”terdengar suara yang tidak asing lagi di telingaku. ”RIA!!!!” kami langsung mengambil pakaian kami yang sudah berantakan di lantai. Aku langsung lari ke kamar mandi dan om zein tergesa-gesa memakai pakainnya kemudian membukakan pintu untuk anaknya. Aku memakai pakaianku dan sedikit membersihkan tubuhku. Kemudian aku menyusul ke ruang tamu untuk bertemu ria dan om zein.
            Seketika ria tertawa melihatku, bahkan ihsan pacar ria juga tertawa terbahak melihatku. Aku bingung ada apa. Om zein juga tersenyum menahan tawa melihatku. Aku menjadi sangat down. Kenapa? Ada apa? Kenapa kalian tertawa? Pertanyaan itu belum sempat keluar tapi ria sudah menjawabnya. ”kok kamu pake celana terbalik?? Hahahaha!!! Lihat kantongnya di luar jd mirip penari salsa!!!! Hahahha!!! Makanya kalo habis Buang air jangan buru-buru kamar mandinya gak akan lari kok!!!!”
            Sial!!!! Bodoh sekali aku!! Tapi ya sudahlah.... akhirnya aku pun ikut tertawa dan aku melihat om zein mengedipkan sebelah matanya dengan sangat genit pada ku hingga membuat ku malu. Aku tahu ini akan menjadi awal yang baik............................................

Tunggu cerita berikutnya ya!!!!!!!!!!!! ;)
Buat temen-temen yang mau kenal lebih jauh tentang Arry, dan ingin berbagi cerita hub arry di Virusberacun@yahoo.com.

AYAH TEMANKU 02

          ”ia nih, tadi di kantor banyak kerjaan. Oh ia, kamu bisa mijit gak?” terangnya. ”ya gak begitu ahli tapi ya bisa sedik-sedikit om.” jawabku masih dengan kegugupan ku. Om zein segera membuka kaos biru gelapnya dan beranjak tiduran di atas karpet ambal yang terbentang lumayan lebar di depan TV nya. darah ku langsung mengalir dengan cepat melihat tubuh putih bersih itu dengan perutnya yang membulat indah dan di hiasi dua puting susu hitam dengan bulu-bulu halus di dada sampai perutnya dan bertambah lebat di bawah pusarnya.
            Aku menyusul dan duduk di sebelah tubuh nya yang terbaring tengkurap itu. Dengan perlahan aku mulai memegang punggungnya yang gempal itu. Jantungku serasa mau copot karena tak sanggup menahan nafsu yang semakin menggerogoti fikiranku. Terus kulakukan pijatanku hinga om zein merasa sedikit nyaman dengan kondisinya sekarang. ”kakinya juga om?” aku bertanya dengan nada bergetar. ”boleh, tapi gak merepotkan ary kan?” jawabnya sambil menarik sarungnya ke atas sampai ke pahanya yang gempal dan berbulu halus itu terlihat olehku.
            Kembali aku menelan ludah melihat kakinya yang di penuhi banyak bulu itu. Aku mulai memijat dari betis sampai ke pahanya. Ketika pijatanku diseputar paha, sesekali jariku menyentuh benda yang ternyata adalah kantung pelir om zein. ”Apa om zein tidak mengenakan celana dalam?” gumamku dalam hati. Aku pun menyuruhnya untuk berbalik badan untuk memijat kaki bagian depan, dan saat om zein membalikkan badannya, ku lihat sarungnya sudah seperti tenda. ”Om zein sedang ereksi?”
            Kembali aku bergumam, nafsuku pun semakin menjadi-jadi. Om zein nampak memejamkan matanya. Kulanjutkan pijitanku. Oh, pria ini begitu sexy di mataku. Aku tak sanggup menahan diri lagi, aku sangat ingin menikmatinya, sungguh....apapun akan ku lakukan asalkan ia mau meberikan sedikit kenikmatan dari dirinya.
            Otakku pun semakin kacau dan fikiran ku semakin tak menentu melihat benda yang menegang di balik kain sarungnya itu. Dengan segenap keberanian dan nafsu yang mengalahkan segalanya, aku memberanikan diri memegang benda itu.
            Om zein tersentak karena kaget. ”apa yang kamu lakukan??” ia bertanya padaku dengan wajah kemerahan. Aku tidak menjawab sebaliknya aku malah langsung mengocok benda itu secara perlahan. ”ary!! Ada apa denganmu??” om zein kembali menegurku dengan nada yang sedikit lebih tinggi dari sebelumnya. Aku tetap tidak mempedulkannya. Aku hanya diam menatap matanya penuh harap sambil tanganku terus melakukan kocokan halus.
            Ku lihat tubuh om zein semakin bergetar dan wajahnya semakin memerah. ”ary, ada apa dengan kamu? Kenapa kamu begini?” kali ini om zein bertanya dengan nada yang sedikit lembut namun berat. ”maafkan ary om, sudah lama ary memimpikan ini om, ary cinta sama om, dari semenjak ary puber dan memiliki nafsu,, om selalu mengisi otak ary, ketika ary tidur dan mimpi basah itu karena ary bermimpi melakukan hubungan intim dengan om. Maaf  kalau ary lancang dan tidak sopan tapi ini sudah lama sekali ary pendam dan inilah moment yang tepat. Ary tidak tahu mengapa ary begitu mencintai om dan mohon om mengerti keadaan ary” sambil menahan air mata aku menjelaskan semuanya.
            ”mohon izinkan saya om, sekali ini saja untuk melakukannya...” pintaku padanya. ”Apa  yang ingin kamu lakukan ary?” pertanyaan om zein sama sekali tidak bisa aku jawab. Aku bingung. Hanya diam. Aku menundukkan kepalaku. Om zein tersenyum melihatku, aku menjadi sangat malu dengan diriku. Bodoh sekali aku ini. Matilah aku, mungkin aku tidak akan datang kerumah teman ku lagi karena aku sudah tidak punya muka di depan ayahnya.
            ”Lakukan lah ary, om akan mencoba menerimanya..” pernyataan om zein membuat semangatku kembali. ”om yakin??” tanyaku. ”om akan coba.” jawabnya..........................

AYAH TEMANKU 01

         Seperti biasa sore itu aku berkunjung kerumah Ria yang merupakan salah satu teman baikku untuk sekedar curhat-curhatan, ya…. Ria adalah temanku sejak kecil hingga kini usia kami telah menginjak 18 tahun. Namaku Ary dan tinggal di daerah kota ”M” di sumatera dan jujur, aku adalah seorang gay tetapi sangat tertutup dan hampir tidak ada yang tahu kalau aku seorang gay. Oh,, Ary silahkan masuk? Sapa Ria penuh dengan kehangatan.
            Lalu kamipun ngobrol kesana-kemari membahas sesuatu yang menurutku tidak ada manfaatnya tetapi sangat menyenangkan sekali. ”oh ia, ibu kamu kemana? ” tanyaku. ”sedang pergi arisan di rumah bu’de sama addikku juga. Mungkin besok pulang karena bantu bu’de beres-beres dan membuat makanan juga.”jawab ria.  ”Assalamualaikum....” terdengar suara yang berat dan berwibwa. Ternyata suara itu adalah suara dari Om Zein yang baru puang kerja. Segera ria bergegas membukakan pintu untuk ayahnya itu. Om zein tersenyum padaku kemudian brlalau.
            Hal aneh muncul dalam otaku ketika melihat ayah temanku ini, memang dari dulu aku sangat mengagumi ayah temanku ini. Walupun rambutnya sedikit botak dengan perut buncitnya yang membulat indah itu apalagi melihat kumis tebal di atas bibirnya sangat terlihat kewibawaan dan kebapakannya.
            ”eh...!!!! melamun aja!!” ria mengagetkanku yang sedang memikirkan hal bodoh itu. ”hehe??” oh ia ria, aku mau ke kamar mandi sebentar ya soalnya lagi HIV(Hasrat Ingin Viviz)” jawabku. ”ah.. kamu ada-ada aja, yaudah di sebelah dapur ya kamar mandinya. Dah tau kan?” tanya ria. ”ya ampun aku bukan pertama kali kerumahmu ya”. Segera aku menuju kamar mandi.
            Sesampainya di depan pintu kamar mandi kulihat pintu kamar mandinya tertutup. Terdengar suara siraman air seperti orang mandi. ”duh,, siapa sih? Mana udah kebelet pipis ni?” gumamku dalam hati. Terdengar sura nyanyian samar-samar dari dalam. Ternyata om zein yang berada di dalam. Otak gay ku pun langsung bekerja membayangkan tubuh telanjang om zein yang basah dengan siraman air. Aku mulai kehilangan sedikit akal sehatku. Kucari celah dimana aku bisa melihatnya mandi. Sial tidak ada sedikitpun lubang di kamar mandi itu. Bahkan di pintunya pu tidak ada lubang kunci. Keika melihat ke atas akhirnya aku mendapatkan peluang itu.karena tembok kamar mandinya tidak sampai ke atap rumahnya, memberanikan diri dan karena telah dikuasai nafsu akhirnya aku menggeser kursi makan yang terletak di depanku dan menaikinya degan sebisa mungkin tidak mengeluarkan suara kemudian aku langsung melihat kedalam kamar mandi.
            Betapa tak percayanya aku melihat apa yang sedang ku lihat, om zein yang sedang bertelanjang bulat menyiram seluruh tubuhnya dengan air. Tidak hanya tubuh telanjangnya yang bisa kulihat tetapi daerah terintimnya pun menjadi pemandangan yang sangat jelas untuk ku nikmati. Terlihat om zein mengambil handuk uang terletak di gantungan handuk. Segera aku turun dari kursi dan dengan sangat hati-hati aku meletakkan kursi di tempat semula kemudian berdiri tenang seolah tidak ada kejadian.
            Om zein keluar dengan lilitan handuk di pinggangnya. ”Loh,, ary mau pakai kamar mandi ya?” tanyanya. ”ia om, mau buang air kecil” segera aku masuk kedalam kamar mandi dan membuang beban yang ku tahan sejak tadi, seketika aku teringat pemandangan yang baru ku lihat membuat ku ingin melepaskan beban yang satu lagi, akhirnya tanpa dikomando tanganku langsung mengocok penis ku dan lava putih pun keluar menandakan kembalinya otak normalku.
            ”lama banget kamu di kamar mandi?” tanya ria padaku. ”ia tadi ayahmu lagi mandi jadi aku nunggu.” jawabku sekenanya. Akhirnya kami melanjutkan obrolan hingga malam. ”oh ia, ini kan malam minggu ya? Aku sampai lupa.” makanya kamu cari pacar biar bisa ingat malam minggu!’’ ejek ria padaku yang memang betah dengan ke jombloanku.
            Tak lama pacar ria datang dan mengajak nya makan malam di luar. ”aku gak ikut ah, takut ganggu” sahutku ketika mereka mengajakku. Ayah ria datang menghampiriki, ”kenapa kok gak ikut?” sapanya. ”ia nih yah, ary gak seru!! Yah, kami pergi dulu ya..” jawab ria dan langsung berlalu meninggalkan aku dirumah nya bersama ayahnya.”om, ary  mau pulang ya?” ”loh,, kenapa?? Ini kan malam minggu. Om juga lagi sepi gak ada teman di rumah. Eh... ayo kita nonton TV, ada pertandingan bagus nih M.U VS Arsenal.”
            Aku pun menurut saja walaupun sesungguhnya aku sangat tidak menyukai sepak bola. Om zein mulai banyak bercerita tentang para pemain dan seputar club sepak bola tersebut, aku yang tidak mengerti bola hanya tersenyum-senyum saja. ”kamu kalau mau minum ambil sendiri ya, anggap aja rumah sendiri.” ”ia om,” jawabku sekenanya. Om zein memijit-mijit bahunya. ”kenapa om?” pertanyaan terbodoh itu begitu mudahnya keluar dari mulutku. Mungkin karena kegugupan ku berada di samping lelaki pujaan ku..................

Arry's Blog

Selamat datang di Arry’s Blog
Arry’s Blog memberi kesempatan kepada para pembaca untuk memposting cerita gay homo berbentuk cerpen, cerita gay, sesama pria, menyanyi, video narsist, dan masih banyak lagi selagi masih di batas kewajaran untuk di tampilkan.
Arry's Blog mengharapkan kerja sama dari para pembaca untuk memberi kritik dan saran di e-mail Virusberacun@yahoo.com.

Arry's Blog

Selamat datang di Arry’s Blog
Arry’s Blog memberi kesempatan kepada para pembaca untuk memposting cerita gay homo berbentuk cerpen, cerita gay, sesama pria, menyanyi, video narsist, dan masih banyak lagi selagi masih di batas kewajaran untuk di tampilkan.